Apakah Anda Termasuk Orang Yang Ikhlas?
DALAM surah Al-An'am (6: 162-163) Allah SWT berfirman, "Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim)."
Ikhlas
adalah melakukan amalan-amalan semata-mata mencari keridaan Allah SWT.
Amalan-amalan tersebut tanpa dicampuri dengan keinginan dunia,
keuntungan, pangkat, harta, kemasyhuran, kedudukan tinggi, meminta
pujian, menuruti hawa nafsu, dan lainnya.
Setiap amal saleh
mempunyai dua syarat agar diterima di sisi Allah. Pengertiannya, Allah
tidak menerima amalan seseorang hamba, melainkan jika memenuhi dua
syarat, yaitu ikhlas dan mutaba'atur-rasul (mengikuti sunah Rasulullah
SAW).
Bila syarat yang pertama terpenuhi (ikhlas), maka
tercapailah kesahihan batin. Dan, bila syarat yang kedua terpenuhi, maka
tercapailah kesahihan lahir.
Berkenaan dengan syarat yang
pertama, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amalan itu
bergantung pada niat dan sesungguhnya seseorang akan mendapatkan apa
yang diniatkannya ." (HR Bukhari dan Muslim)
Adapun yang berkenaan
dengan syarat kedua, yaitu mengikuti sunah Rasulullah, maka beliau
telah bersabda, "Barang siapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan
agama kami yang bukan dari kami, maka dia tertolak." (HR Bukhari dan
Muslim). Dalam riwayat Muslim disebutkan, "Barang siapa yang melakukan
suatu amal yang tidak sesuai dengan urusan kami, maka dia tertolak."
Allah
telah banyak menyebutkan kedua syarat tersebut dalam Alquran.
Diantaranya firman-Nya dalam surah Luqman (31: 22), `'Dan barang siapa
berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka
sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul (tali) yang kukuh. Hanya
kepada Allah kesudahan segala urusan."
Adapun sikap berserah diri
kepada Allah adalah mengikhlaskan niat dan beramal karena-Nya. Sedangkan
berbuat kebaikan adalah mengikuti sunah Rasulullah SAW. Allah
berfirman, "(Dialah) Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji
kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa,
Maha Pengampun." (QS 67:2)
Ikhlas mempunyai banyak tanda dan
ciri-ciri. Diantara tanda-tanda tersebut adalah: Pertama, orang yang
ikhlas bercirikan takut akan kemasyhuran dan sanjungan yang dapat
membawa fitnah kepada diri sendiri dan agamanya.
Pun jika ia
seorang yang mampu, maka hendaknya ia meyakini bahwa Allah menerima
sesuatu berdasarkan batin, bukannya zahir. Karena, bila seseorang merasa
memiliki kemasyhuran di seluruh penjuru dunia sekalipun, sedangkan
niatnya barcampur-baur, maka kemasyhurannya itu tidak akan memberi
manfaat apapun kepadanya.
Kedua, orang yang ikhlas senantiasa
menganggap dirinya hina di hadapan Allah SWT. Hatinya tidak boleh
dimasuki oleh sifat takabur dan takjub terhadap diri sendiri. Bahkan, ia
senantiasa merasa takut kalu-kalu dosanya tidak diampuni oleh Allah
atau kebaikannya tidak diterima oleh-Nya.
Ketiga, orang yang
ikhlas lebih menyukai melakukan amal kebaikan secara sembunyi-sembunyi
daripada amalan yang dipenuhi dengan iklan dan irama kemasyhuran.
Keempat,
orang yang ikhlas tidaklah bekerja semata-mata untuk mencari keuntungan
atau mencapai kemenangan saja. Ia melakukannya semata-mata karena
mencari keridaan Allah dan mematuhi perintah-Nya.
Kelima, orang
yang ikhlas senantiasa merasa gembira dengan adanya orang-orang yang
mempunyai kemampuan melebihi dirinya. Ia mampu berbagi amal dan memberi
peluang kepada siapa saja yang mampu untuk menggantikan posisinya tanpa
merasa berat hati atau berusaha menjegal dan menghalangnya, atau
menghina dan marah kepadanya.
Bahkan, kita melihat orang yang
ikhlas itu, apabila melihat orang yang lebih baik darinya dalam memikul
tugas, maka ia mau mengundurkan diri dalam keadaan ridha. Ia akan
mengutamakan orang tersebut dari pada dirinya dalam keadaan taat dan
bahagia.